FIQO - Rapat Koordinasi bulan April 2025 di SMK MUTU Pasuruan diisi dengan pembinaan dari Ust. H. Baidowi, M.Pd.I selaku wakil ketua PDM Kota Pasuruan.(Rabu, 30/4/2025)
Budik Rohmatulloh, selaku kepala SMK MUTU Pasuruan menjelaskan bahwa maksud dan tujuan dalam rapat kali ini yakni memberikan pemantapan kepada bapak ibu guru mengenai wawasan Kemuhammadiyahan dan Al Islam.
Ust. Baidowi menuturkan bahwa guru atau tenaga pendidik di naungan Persyarikatan Muhammadiyah terutama di SMK MUTU Pasuruan harus bisa memahami mengenai Kemuhammadiyahan dan Al Islam. Sehingga maksud dan tujuan dalam pendidikan di Muhammadiyah bisa tercapai sebagaimana visi pendidikan muhammadiyah yakni membentuk manusia bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam Iptek sebagai wujud tajdid dakwah amar ma'ruf nahi munkar.
Selain itu dalam mengarah pada visi pendidikan Muhammadiyah, guru juga harus mempunyai jiwa sosial. "Hal ini penting karena guru merupakan sosok yang menjadi contoh bagi siswa dan masyarakat, serta memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa." ujarnya.
"Jiwa sosial guru mencakup kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, bersosialisasi, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.' lanjutnya.
Guru juga harus bisa mengelola emosi di dalam dirinya, maka semakin dia dapat memimpin orang lain. Sangat penting bagi seorang pendidik dalam mengelola emosi saat pembelajaran.
"Mengapa emosi itu penting bagi pendidik? Karena emosi dapat mempengaruhi kualitas interaksi dengan siswa, emosi dapat mempengaruhi Keputusan dan respons terhadap situasi kelas serta lingkungan belajar yang positif membutuhkan pengelolaan emosi yang baik."paparnya.
Guru yang baik yakni guru yang berakhlakul karimah dan mempunyai integritas. Seorang guru menjadi panutan bagi siswanya. Dari cara guru berbicara, kepribadian, yang semua itu akan menjadi teladan bagi muridnya, sehingga mampu membentuk karakter yang baik pada murid-muridnya. Berintegritas yang merujuk pada satu kesatuan kejujuran dalam tindakan dan perilaku seseorang guru agar bisa konsistensi antara kata dan perbuatan.
Guru bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, dan memberikan teladan kepada siswa. Tanggung jawab guru meliputi berbagai aspek, termasuk akademik, moral, dan sosial. "Jangan sampai seorang pendidik tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas utamanya, yakni mendidik siswanya." jelasnya.
Guru juga harus mempunyai Nilai Moril, dan mempedomani nilai-nilai islam dalam mengamalkan ilmunya kepada siswa-siswanya. Selain itu pula harus dimunculkan sikap kedermawanan atau suka memberi dalam kehidupan keteladanannya.
Guru di SMK MUTU juga harus bisa mempelajari mengenai konsep dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Mu'ti, yakni Konsep Proses Deep Learning.
"bahwa proses itulah yang sebenarnya membuat orang dapat merasa gembira ketika dia belajar dan meraih pencerahan. “Deep Learning mendorong bagaimana belajar mampu memuliakan manusia dengan segala perbedaan kemampuan dan keahliannya,” jelasnya.
Ada tiga konsep di Deep Learning yakni Mindful, di mana hal ini berarti bahwa proses yang berlangsung dilakukan dengan penuh kesadaran, dalam konteks di kelas seorang guru harus mengedepankan rasa penghormatan kepada seluruh muridnya, dan memberikan ruang kepada murid untuk menemukan cara yang efektif untuk mempelajari ilmu.
Yang kedua adalah meaningful yang berartikan proses menemukan makna dan menembus pada manfaat dari ilmu yang di ajarkan dan mengembangkannya. Dan ketiga, yaitu joyful yang memiliki arti penghargaan atas raihan penemuan makna serta segala kegunaannya serta manfaatnya untuk masyarakat.
Posting Komentar