-

FIQO

Penerapan Prosedur K3LH di Tempat Tinggi - Dasar Dasar Program Keahlian Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi

1. Persiapan Bekerja di Tempat Tinggi

Untuk mempersiapkan dan mendukung penerapan prosedur K3LH di tempat tinggi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut : 


a. Menerapkan rambu atau tanda keselamatan kerja

1) Karakteristik rambu-rambu atau Tanda K3LH

Rambu-rambu atau tanda insyarat harus memberikan informasi tentang K3LH atau peringatan/larangan terhadap aktivitas yang membahayakan. Pemasangan ramburambu tersebut hendaknya dilakukan di area yang mudah dilihat, dibaca, dan diingat dengan mudah oleh setiap orang yang melewatinya, misalnya informasi lantai licin, area mudah terbakar, mesin gergaji, tower licin, rentan halilintar, dan lainnya.


2) Tujuan Pemasangan Tanda K3LH

Pemasangan rambu-rambu K3LH di area kerja memiliki tujuan sebagai berikut : 

a) Memberikan informasi tentang prosedur keselamatan kerja yang harus dipatuhi setiap orang ketika berada di area lingkungan kerja di tempat tinggi, seperti tembok mudah runtuh, berpegangan saat menaiki tangga, dan menggunakan sepatu boots di area gedung.

b) Memberikan informasi peringatan tertentu ketika memasuki area tempat tinggi, seperti memakai helm dengan benar dan menggunakan safety belt ketika memasang antena di tower.

c) Memberikan larangan tertentu bagi pekerja ketika melakukan aktivitas tertentu misalnya dilarang merokok, dilarnag memotret, dan dilarang berlarian.


3) Melakukan pengawasan dan pemeliharaan rambu - rambu K3LH

Upaya pengawasan dan pemeliharaan rambu-rambu K3LH yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut : 

a) Memelihara label atau gambar dalam rambu-rambu.

b) Mengawasi tata letak pemasangan rambu-rambu


b. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri (APD)

Ketika melakukan aktivitas pekerjaan di tempat tinggu seperti konstruksi bangunan, pemasangan tiang tower, atau pemasangan antana komunikasi, dibutuhkan beberapa peralatan pokok untuk mendukung keselamatan kerja, antara lain sebagai berikut :

1) Protective overall (Pelindung Tubuh)

2) Safety Helmet (Pelindung Kepala) 

3) Safety Glasses (Pelindung Mata)

4) Safety Gloves (Pelindung Tangan/Sarung Tangan)

5) Dust Mask (Masker)

6) Safety Belt (Sabuk Pengaman)

7) Ear Protector (Pelindung Telinga)

8) Safety Boots (Sepatu Keamanan)


c. Mempersiapkan Alat Pengaman Kerja (APK)

Untuk melindungi pekerja di tempat tinggi dan orang di sekitarnya, diperlukan beberapa alat tambahan sebagai pengaman kerja atau APK. antara lain sebagai berikut :

1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

2) Safety Cone 

3) Rambu Peringatan

4) Jaringan Penutup Atap

5) Kotak P3K


5 Persyaratan Bekerja di Ketinggian yang Aman Sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.9 Tahun 2016


Apakah cara Anda bekerja di ketinggian sudah aman?

Data mencatat pada tahun 2018 terdapat peningkatan kasus kecelakaan kerja sebanyak 40% dan salah satu yang mendominasi adalah kecelakaan kerja akibat terjatuh di ketinggian, termasuk kegiatan konstruksi maupun perawatan gedung.


Sejatinya, standar bekerja di ketinggian sudah diatur sebagaimana Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Bekerja di Ketinggian.


Dalam peraturan tersebut, telah dijelaskan pengerian dan juga persyaratan standar K3 di ketinggian. Seperti apakah itu? Mari kita bahas.


Apa itu bekerja di ketinggian?

Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Bekerja di Ketinggian bab 1 Pasal 1 ayat 2, "Bekerja pada Ketinnggian  adalah kegiatan atau aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh Tenaga Kerja pada Tempat Kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang berada di Tempat Kerja cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda."

Dengan kata lain apabila tempat kerja Anda memiliki jarak yang tinggi dari tanah yang Anda pijak atau berada di kedalaman tertetu di bawah tanah atau air, kegiatan yang Anda lakukan bisa termasuk dalam kegiatan bekerja di ketinggian.


Berdasarkan medan pekerjaannya yang tidak umum, bekerja di ketinggian juga menyimpan potensi bahaya dan penyakit yang tidak main-main. Maka dari itu, dalam setiap upaya bekerja di ketinggian, perusahaan diwajibkan untuk mampu mengimplementasikan 5 prosedur utama bekerja dengan aman di ketinggian. Apa saja itu?


Perencanaan

Sebelum mengizinkan pekerja untuk bekerja di ketinggian, perusahaan harus memiliki konsentrasi yang serius terhadap tahap perencanaan.

Yang dimaksud tahapan ini adalah seluruh bentuk perencanaan terhadap keamanan dan keselamatan pekerja nantinya selama mereka bekerja di ketinggian seperti faktor ergonomi selama bekerja, menyediakan penanggung jawab dan pengawas selama bekerja, memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan benar-benar tidak bisa dilakukan di lantai dasar dan harus diketinggian, merumuskan langkah-langkah pencegahan kecelakaan kerja dan sebagainya.


Diharapkan dengan adanya perencanaan yang matang, potensi munculnya risiko akibat terjatuh dari ketinggian bisa dihindari hingga tidak memakan korban sama sekali.


Prosedur Kerja

Prosedur selanjutnya yang harus dipenuhi adalah bagaimana perusahaan membuat prosedur kerja yang ideal bagi pekerja selama melakukan pekerjaan di ketinggian.


Prosedur kerja ini secara umum dapat meliputi:

  1. Teknik dan cara perlindungan jatuh.
  2. Cara pengelolaan peralatan.
  3. Teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan.
  4. Pengamanan Tempat Kerja.
  5. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat.


Selain itu, perusahaan juga harus membuat prosedur kerja dengan mendefinisikan daerah berbahaya seperti pembagian antara wilayah berbahaya, wilayah waspada, dan wilayah yang aman.


Pastikan seluruh prosedur yang dibuat telah tersosialisasikan kepada seluruh pekerja sehingga pekerja dapat mengikuti instruksinya dan bekerja secara aman.


Teknis Bekerja Aman

Setelah perencanaan dan prosedur kerja, Permen Kemenakertrans No. 9 Tahun 2016 ini juga mengatur teknis bekerja yang aman.


Setidaknya ada 5 teknik bekerja yang aman sesuai dengan yang disebutkan di ayat (1) yaitu:

  1. Bekerja pada Lantai Kerja Tetap.
  2. Bekerja pada Lantai Kerja Sementara.
  3. Bergerak secara vertikal atau horizontal menuju atau meninggalkan lantai kerja.
  4. Bekerja pada posisi miring.
  5. Bekerja dengan akses tali.


Dari masing-masing teknik tersebut terdapat penjelasan dan saran untuk dalam pengimplementasiannya seperti pemasangan dinding, penggunaan tali, dan lain sebagainya yang akan kita bahas di tulisan selanjutnya.


APD, Perangkat Pelindung Jatuh, dan Angkur

Karena memikul risiko yang cukup besar, setiap pekerja di ketinggian wajib dilengkapi dengan alat pelindung diri atau APD.


Apa saja jenis APD yang dibutuhkan juga akan sangat tergantung dari detail pekerjaan yang dijalani, apakah untuk gedung, bekerja di atas kontainer, penggunaan crane, dan lain-lain.


Namun setidaknya ada 3+3 alat yang tidak boleh dilewatkan untuk setiap jenis pekerjaan di ketinggian, alat-alat tersebut antara lain:

  1. Sabuk/Tali Keselamatan
  2. Helm Keselamatan
  3. Sepatu Keselamatan
  4. Kacamata Keselamatan 
  5. Sarung Tangan 
  6. Masker


Tenaga Kerja


Persyaratan terakhir yang diatur Permen Kemenakertrans No. 9 Tahun 2016 tentang Bekerja di Ketinggian adalah standar pekerja yang diizinkan untuk bekerja di ketinggian.

Bekerja di ketinggian tidak bisa melibatkan pekerja secara asal. Para pekerja yang akan bekerja di ketinggian wajib memiliki skill atau kemampuan dalam menggunakan alat-alat kerja dan juga pengetahuan serta kesadaran untuk bekerja secara aman bagi dirinya dan orang-orang di sekitar.


Dengan kata lain, pekerja di ketinggian wajib orang yang kompeten dan berwenang karena mengerti bidang K3 di Ketinggian.


Sumber : https://trainingcenter.events/articles/detail/5-persyaratan-bekerja-di-ketinggian-yang-aman-sesuai-peraturan-menteri-ketenagakerjaan-no9-tahun-2016

Buku Dasar-Dasar Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi Penerbit Erlangga penulis Andi Novianto

Soal Pilihan Ganda: Pencegahan Kecelakaan Kerja di Tempat Tinggi

  1. Alat pelindung diri (APD) yang paling penting saat melakukan pekerjaan jaringan di atas tiang adalah...
    a. Sarung tangan karet
    b. Helm proyek
    c. Sepatu sandal
    d. Rompi pemantul cahaya

  2. Tujuan utama penggunaan sabuk pengaman (body harness) saat bekerja di ketinggian adalah...
    a. Agar terlihat profesional
    b. Melindungi tubuh dari debu dan kotoran
    c. Mencegah jatuh dari ketinggian
    d. Memudahkan gerak saat bekerja

  3. Langkah pertama sebelum memanjat tiang untuk instalasi jaringan adalah...
    a. Menghubungi supervisor
    b. Memastikan tiang dalam kondisi kuat dan aman
    c. Menghidupkan perangkat jaringan
    d. Mengambil foto lokasi kerja

  4. Salah satu penyebab utama kecelakaan kerja saat bekerja di tempat tinggi adalah...
    a. Peralatan terlalu baru
    b. Lingkungan kerja bersih
    c. Tidak menggunakan APD yang sesuai
    d. Terlalu banyak istirahat

  5. Apa fungsi dari helm keselamatan saat teknisi bekerja di area ketinggian?
    a. Melindungi dari sinar matahari
    b. Mencegah kepala terkena benturan benda keras
    c. Agar terlihat seperti teknisi sungguhan
    d. Menyerap keringat di kepala

  6. Berikut ini yang TIDAK termasuk dalam prosedur keselamatan sebelum pemanjatan adalah...
    a. Memeriksa cuaca
    b. Memastikan kondisi fisik teknisi
    c. Melakukan briefing keselamatan
    d. Memasang akses point

  7. Jika cuaca sedang hujan deras, maka pekerjaan jaringan di tempat tinggi sebaiknya...
    a. Dilanjutkan dengan cepat
    b. Dihentikan sementara
    c. Dilakukan oleh dua orang
    d. Dikerjakan saat malam hari

  8. Peraturan K3 dalam bekerja di ketinggian biasanya mewajibkan penggunaan body harness jika bekerja di ketinggian lebih dari...
    a. 1 meter
    b. 2 meter
    c. 3 meter
    d. 4 meter

  9. Saat memanjat tiang, teknisi jaringan sebaiknya membawa peralatan kerja menggunakan...
    a. Disimpan di saku celana
    b. Diikatkan di pinggang
    c. Dimasukkan ke dalam tas khusus peralatan
    d. Dipegang dengan satu tangan

  10. Hal yang harus dilakukan setelah pekerjaan pemanjatan selesai adalah...
    a. Langsung pulang
    b. Membongkar jaringan
    c. Melakukan evaluasi dan pengecekan akhir peralatan
    d. Menyimpan body harness tanpa dicek

Tugas Essay :

  1. Jelaskan prosedur keselamatan yang harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan pemanjatan jaringan di tiang atau atap gedung! (Berikan contoh alat pelindung diri yang harus digunakan dan langkah persiapan sebelum memulai pekerjaan.)
  2. Mengapa penting bagi teknisi jaringan untuk memahami prosedur kerja aman di tempat tinggi? Jelaskan dampak jika prosedur tersebut diabaikan!
  3. Sebutkan dan jelaskan minimal 3 alat keselamatan kerja yang wajib digunakan saat teknisi jaringan melakukan pekerjaan di tempat tinggi, serta fungsi dari masing-masing alat tersebut!
  4. Bagaimana langkah-langkah pengawasan dan evaluasi yang harus dilakukan setelah teknisi jaringan selesai melakukan pekerjaan di tempat tinggi? Siapa saja yang terlibat dalam proses ini?
  5. Berikan contoh kasus kecelakaan kerja di tempat tinggi yang bisa terjadi pada teknisi jaringan, dan jelaskan bagaimana kecelakaan tersebut bisa dicegah melalui penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang baik!

Tulis Saran & Komentar dengan Bijak

أحدث أقدم
FIQO